Rabu, 29 Desember 2010

BIROKRASI PUBLIK

Max Weber dalam bukunya Die Protestantische Ethik und der Geist de Kapitalisme mengatakan bahwa mencari uang adalah pekerjaan yang berfaedah. Selain itu, bagi Weber haasil persaingan dari suatu kerja keras memang perlu dihargai.

Buku Weber berjudul The Theory of Social and Economic Organization (diterjemahkan Talcott Person dan A.R Henderson) serta Essay in Sociology (diterjemahkan oleh H.H Gerth dan C.W Mills) menjadi kajian utama para ilmuwan di berbagai Negara, tetapi yang paling utama dibahas adalah birokrasi, karena Weber yang pertama kali menyerukan tentang birokrasi publik.

Menurut Weber, Birokrasi adalah metode organisasi terbaik dengan spesialisasi tugas, walaupun banyak ahli lain yang mengkritik pendapat Weber, salah satunya yaitu Warren Bennis yang menyatakan perlu adanya kebijaksanaan yang memperhatikan keberadaan manusia itu sendiri. Birokrasi tetap akan diperlukan di kantor-kantor pemerintah, terutama di negara-negara berkembang yang harus dipacu dengan kedisiplinan. Selama ini banyak pakar yang menulis dan meneliti tentang birokrasi (bureaucracy) yaitu bahwa fungsi dari staf pegawai administrasi memiliki cara-cara spesifik agar lebih efektif dan efisien, yaitu :

Kerja yang ketat pada peraturan (rule)

Tugas yang khusus (spesialisasi)

Kaku dan sederhana (zakelijk)

Penyelenggaraan yang resmi (formal)

Pengaturan dari atas ke bawah (hierarki)

Berdasarkan logika (rasional)

Tersentralistis (otoritas)

Taat dan patuh (obedience)

Disiplin

Terstruktur / sistematis

Tanpa pandang bulu (impersonal)

Inilah prinsip dasar dan karakteristik yang ideal dari birokratis yang yang pertama kali ditulis Max Weber. Jadi kekuasaan dipegang oleh orang-orang yang berada di belakang meja karena diatur secara legal dan formal oleh para birokrat. Pertanggungjawabannya harus jelas karena setiap jabatan diurus oleh orang (petugas) yang khusus.

Birokrasi hanya dapat berlaku dalam organisasi besar seperti organisasi pemerintahan seperti organisasi pemerintahan karena pada suatu organisasi yang diperlukan hubungan informal sedangkan birokrasi ditata secara formal untuk melahirkan tindakan rasional dalam organisasi. Para birokrasi bermula merumuskan pendapatnya karena melihat masih banyaknya organisasi yang bekerja secara sembrono tanpa adanya pembagian tugas, tidak adanya aturan hukum, terlalu pandang bulu memilih personalia, nepotisme, tradisional, primordial, tidak logis mengambil keputusan, kurang bertanggung jawab, bebas dan kurang disiplin, serta tidak sistematis dalam perumusan kebijakan.

Bentuk paling ekstrem dari birokrasi tersebut adala kekakuan dan sentralistis, para tenaga kerja diperlakukan sebagai robot yang terikat pada ruang dan waktu sedangkan para pemikir di tingkat atas hanya mengandalakan logika tanpa perasaan, kendali antara logika, etika dan estetika seharusnya saling berdialektika.Karena itu diperlukan untuk menyeimbangkan birokrasi itu sendiri. Maksudnya , birokrasi tersebutt diselenggarakan dengan tetap memperhatikan ketentuan sebagai berikut Tugas yang satu dengan yang lainnya dapat dikoordinasikan. Terkadang perlu kebijaksanaan di luar peraturan yang telah berjalan.Adanya kiat (seni cara) menyelenggarakan sesuatu yang mungkin berkonotasi dengan irrasional.Wewenang bawahan untuk memberi saran yang produktif, pembagian tugas lebih desentralisasi demokratis

Warren G. Bennis adalah seorang pakar yang menghendaki kebijaksanaan pengendoran birokrasi tersebut.

blog bapak dosen Indiahono
website UNSOED